Jika kita tidak mampu menjadi
pelita yang menerangi malam, maka jadilah
kunang-kunang yang menghiasi malam
( Renungan 2012 )
Pertemuan IV
Fungsi media pembelajaran
dalam konteks kegiatan pembelajaran.
A. Pendahuluan
Dewasa
ini di dalam kegiatan pembelajaran masih banyak guru-guru yang enggan
memanfaatkan media yang ada. Makin banyak kecenderungan bahwa para siswa
dibiasakan untuk sekedar mendengar apa yang diajarkan oleh guru,kemudian
mencatat dan dipaksa untuk menghafalkannya diluar kepala.
Kondisi
semacam ini jelas akan menghasilkan sikap verbalisme,
yang menyebabkan peserta didik menjadi pasif dan kegiatan pembelajaran menjadi cepat
menjemukan.
Untuk
itu dalam rangka mengembangkan Cara Mengajar Guru Aktif (CMGA), serta mengembangkan keterampilan proses pada peserta didik,
harus ada penekanan dalam penggunaan berbagai media (multimedia) pembelajaran
yang sangat membantu dalam kegiatan pembelajaran.
B. Perkembangan
Media Pembelajaran
1. Penggunaan media di dalam kegiatan
pembelajaran pada mulanya hanya berfungsi sebagai alat
visual (alat peraga) dalam kegiatan pembelajaran, yaitu berupa sarana
yang dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa, guna meningkatkan
motivasi belajar, memperjelas serta mempermudah konsep yang abstrak, dan
mempertinggi retensi (daya serap) siswa.
2. Tahun 1960, teori tingkah laku ( behaviorism-theory
) ajaran BF.Skinner, mulai mempengaruhi penggunaan media dalam kegiatan
pembelajaran sehingga fungsi media
sebagai alat peraga mulai tergeser menjadi penyalur pesan/informasi belajar..
Menurut
teori ini mendidik adalah mengubah tingkah laku siswa. Karenanya orientasi
tujuan pembelajaran (tujuan instruksional) haruslah mengarah kepada perubahan tingkah laku siswa. Teori
ini mendorong diciptakannya media yang dapat mengubah tingkah laku siswa
sebagai hasil kegiatan pembelajaran.
Media
pembelajaran yang terkenal sebagai produk dari teori ini adalah teachingmachine dan programmed-instruction.
3. Sejak tahun 1965 penggunaan pendekatan
sistem (system approach) mulai memasuki khasanah pendidikan maupun kegiatan
pembelajaran. Pendekatan sistem ini mendorong digunakannya media sebagai bagian
integral dalam program pembelajaran.
4. Dalam usaha untuk memanfaatkan media
sebagai alat bantu mengajar ini EDGAR DALE (1969) dalam
bukunya “Audio visual methods in teaching” membuat klasifikasi pengalaman
berlapis menurut jenjang/tingkat dari yang paling konkret ke yang paling
abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian terkenal dengan nama Kerucut Pengalaman (the cone of experience) dari Edgar
Dale, yang terdiri dari 11 jenjang, meliputi: pengalaman langsung, observasi,
partisipasi, demonstrasi, wisata, TV, film, radio, visual, simbol visual dan
lambang verbal (kata-kata).
5. Tahun 1977, JAMES W BROWN, tokoh dalam
bidang teknologi, media dan metode pembelajaran, memandang bahwa media itu
sebagai central-elements,
dengan mengatakan: “Media are regarded as
central-elements in the approach to the systematic instruction”.
Dalam Program
pembelajaran, media pembelajaran dilaksanakan secara sistematik berdasarkan
kebutuhan dan karakteristik siswa serta diarahkan kepada perubahan tingkah laku
siswa dengan tujuan yang akan dicapai.
C. Fungsi
Media Pembelajaran
Dari
uraian di atas maka Fungsi Media Pembelajaran adalah :
1.
Pemusat
perhatian siswa
2.
Menggugah
emosi siswa
3.
Membantu
siswa memahami materi pembelajaran
4.
Membantu
siswa mengorganisasikan informasi
5.
Membangkitkan
motivasi belajar siswa
6.
Membuat
pembelajaran menjadi lebih konkret
7.
Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra
8.
Mengaktifkan
pembelajaran
9.
Mengurangi
kemungkinan pembelajaran yang melulu berpusat pada guru;
10. Mengaktifkan respon
siswa.