Senin, 18 Juni 2012

Pertemuan 7


“ Memulai pekerjaan dengan persiapan yang cermat
separuh pekerjaan telah terselesaikan “

( Motivasi Diri - Tries 2012 ) 


PERTEMUAN VII

JENIS MEDIA YANG DAPAT DISIAPKAN  
DAN DIKEMBANGKAN OLEH GURU


Mengingat betapa pentingnya peranan media sebagai salah satu sarana pembelajaran, maka perlu sekali untuk diketahui jenis-jenis media yang dapat disiapkan atau dikembangkan.

Jenis media tersebut diantaranya meliputi:
1. Media visual yang tidak diproyeksikan
2. Media visual yang diproyeksikan
3. Media audio
4. Sistem multimedia
5. Permainan dan simulasi

1. Media visual yang tidak diproyeksikan
Jenis media ini tidak memerlukan proyektor (alat proyeksi) untuk melihatnya.                      
Oleh karena itu relatif lebih banyak digunakan oleh guru-guru.
Secara garis besar media ini dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu gambar, diagram, serta model dan realita.
a.      Gambar diam (still picture)
Adalah gambar fotografik atau menyerupai foto-grafik yang mewakili/ menggambarkan lokasi/tempat, obyek-obyek tertentu serta benda-benda.
Gambar diam paling sering digunakan dalam pembelajaran adalah peta, gambar mengenai obyek-obyek tertentu seperti: gunung, pegunungan, lereng, lembah serta benda-benda bersejarah dan sebagainya.

b. Bahan-bahan grafis (graphic materials)
Adalah bahan-bahan non fotografik dan bersifat dua dimensi yang dirancang terutama untuk mengkomunikasikan suatu pesan kepada audience/murid.    Bahan grafis ini umumnya memuat lambang-lambang verbal dan tanda-tanda visual secara simbolis. Bahan-bahan grafis ini terdiri dari: grafik, diagram, chart, poster, kartun dan komik.
1) Grafik (graphs), berupa penyajian secara visual data-data numerik, juga dapat menggambarkan hubungan antara unit-unit data dan arah kecenderungan dalam data tersebut. Jenis-jenis grafik ini terdiri dari: grafik batang (bar-graphs), grafik gambar (pictoral graphs), grafik lingkaran (circle/pie graphs) dan grafik garis (line graphs)

2) Diagram, berupa pengaturan secara grafis yang menunjuk kepada orang, benda dan konsep untuk menunjukkan hubungan atau untuk membantu menjelaskan proses. Misalnya gambaran tentang proses terjadinya hujan (siklus air).




3) Chart, berupa bentuk penyajian visual yang merupakan kombinasi penggunaan simbol numerikal dan pictoral (gambar) untuk memvisualisasikan hubungan antara fakta-fakta atau gagasan-gagasan kunci dalam urutan yang logis. Jenis-jenis chart ini terdiri dari: chart organisasi (organization chart) atau chart ranting/batang, chart klasifikasi (classification chart), chart garis waktu (time line), chart tabular (tabular charts) dan chart arus (flowchart/process chart)
   4) Poster, berupa suatu kombinasi visual yang terdiri dari garis, warna dan kata-kata yang dimaksudkan untuk menangkap perhatian dari kejauhan dalam rangka mengkomunikasikan suatu pesan pendek. Karena itu poster biasanya dicetak dengan desain gambar-gambar yang jelas, pada suatu permukaan yang dapat menangkap perhatian orang yang lewat secara sekilas.




5) Kartun, berupa suatu gambar karikatur yang menyindir atau memperolokkan orang atau keadaan. Biasanya kartun digunakan untuk mempengaruhi pendapat umum dan sekaligus disajikan juga sebagai hiburan.



6) Komik, berupa suatu rangkaian gambar kartun yang dijalin dalam suatu cerita untuk menyampaikan fakta atau gagasan.
c. Model dan realita
Model merupakan representasi tiga dimensi dari benda/obyek yang sesungguhnya. Jadi merupakan tiruan dalam ukuran yang lebih kecil, sama atau lebih besar dengan benda/onyek yang diwakilinya. Model juga bisa membuat detail yang lengkap atau sederhana saja untuk tujuan pembelajaran. Realita (model dan benda yang sesungguhnya seperti uang logam, tumbuh-tumbuhan, alat-alat, binatang dsb) umumnya tidak dianggap sebagai visual karena istilah visual mengandung makna representasi (mewakili suatu benda/obyek dan bukan benda itu sendiri.
Media semacam ini banyak dipakai di sekolah seperti: model gunung api, model candi, spesimen batuan, binatang dan tumbuhan, model aliran sungai, model patahan, lipatan, dsb. Globe juga merupakan model dari bola bumi dalam ukuran yang diperkecil.

2. Media visual yang diproyeksikan
Adalah jenis media yang terdiri dari gambar diam yang diproyeksikan ke layar. Biasanya proyeksi ini diperoleh melalui penyinaran yang kuat terhadap film yang transparan (tembus cahaya), memperbesar gambar melalui serangkaian lensa, kemudian memproyeksikan gambar tersebut ke layar.
Contohnya OHP, slide (film bingkai), film strip (film rangkai).
Dalam hubungannya ni dapat dimasukkan juga proyeksi bahan tidak tembus cahaya
(opaque-proyektor).
a. Overhead Proyektor (OHP)
Adalah jenis alat proyeksi dimana jalan sinar proyeksinya berada di atas kepala si pengajar. Gambar, tulisan, ilustrasi dan sebagainya dibuat diatas transparansi (sellofan) sehingga dapat ditembus cahaya. Dengan media ini guru dapat menggambarkan atau menulis langsung pada sellofan dengan posisi tetap menghadap kepada siswa.


b. Slide (film bingkai)
Adalah gambar atau “image” transparan yang diberi bingkai sehingga dikenal juga dengan film bingkai dan diproyeksikan dengan cahaya (shining lights) melalui sebuah proyektor. Biasanya slide ini memiliki ukuran 2X2 atau 31/2X4 inchi. Slide dapat ditampilkan satu persatu, tergantung keinginan.
Adapun slide yang urutannya sudah diatur sedemikian rupa dan diberi suara/narasi, sehingga dikenal dengan nama slide suara (sound-slide). Presentasi slide atau sound-slide ini sepenuhnya berada di bawah kontrol guru, sehingga kecepatan serta frekuensi putarnya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
b.    Film strip (film rangkai)
Pada dasarnya film strip ini sama dengan slide. Perbedaannya yang prinsip, kalau slide menyajikan gambarnya secara terpisah satu persatu sedang pada film strip gambar itu tidak terpisah tetapi sudah tersusun secara teratur berdasarkan sequence-nya. Jadi secara singkat dapat dikatakan bahwa slide yang tidak terputus-putus itulah yang disebut film strip. Seperti halnya slide, maka film strip ini dapat disajikan dalam bentuk bisu (tanpa suara) atau dengan suara (sound-film strip)

d. Opaque Projector
Disebut demikian karena yang diproyeksikan adalah bahan-bahan opaq. Sebenarnya seperti foto, gambar-gambar, tulisan, lukisan serta benda-benda tiga dimensi seperti mata uang, model, dan sebagainya dapat langsung diproyeksikan.








3. Media Audio
Yang dimaksud dengan media audio ini adalah berbagai bentuk/cara perekaman dan transmisi suara (manusia dan suara lainnya) untuk kepentingan tujuan pembelajaran. Peralatan audio yang biasa digunakan di kelas adalah phonographs atau record player, open reel tape recorder dan casette tape recorder.
a. Phonograph atau Record Player adalah alat untuk membunyikan piringan hitam atau gramapon.

b. Open reel tape adalah pita magnetik, dalam hal ini pita magnetik untuk merekam suara yang terbuka dan karena itu dapat kita pegang dengan tangan.

c. Sedangkan casette tape diletakkan dalam suatu pembungkus plastik secara rapat, sehingga tidak dapat secara langsung kita pegang, seperti halnya kaset lagu-lagu yang banyak dijual di toko musik.

4. Sistem Multimedia
Prinsip dasar dari sistem multimedia ini adalah kombinasi dari media dasar audio visual dan visual yang dipergunakan untuk tujuan pembelajaran.
Jadi penggunaan secara kombinasi dua atau lebih media pembelajaran ini yang dikenal dengan sistem multimedia.
Perlu dimaklumi bahwa konsep multimedia ini bukan sekedar penggunaan media secara majemuk untuk pencapaian kompetensi tertentu, namun mencakup pengertian perlunya integrasi masing-masing media yang digunakan dal;am suatu penyajian yang tersusun secara baik (sistemik dan sistematik). Masing-masing media dalam sistem multimedia ini dirancang untuk saling melengkapi sehingga secara keseluruhan media yang digunakan akan menjadi lebih besar peranannya dari pada sekedar penjumlahan dari masing-masing media.
Bentuk-bentuk sistem multimedia yang pada saat ini banyak digunakan di kelas (disekolah) adalah kombinasi multimedia dalam bentuk satu kit (perangkat) yang disatukan. Satu perangkat (kit) multimedia adalah suatu gabungan bahan-bahan pembelajaran yang meliputi lebih dari satu jenis media dan disusun atau digabungkan berdasarkan atas satu topik tertentu.
Perangkat (kit) ini dapat mencakup slide, film rangkai, pita suara, piringan hitam, gambar diam, grafik, transparansi, peta, buku kerja, chart, dan lain-lain menjadi satu model. Misalnya Penggunaan komputer untuk program power point, atau CD untuk pembelajaran.
5. Permainan dan Simulasi
“Permainan” (game) adalah suatu kegiatan dimana para pemain berusaha mencapai tujuan yang ditetapkan dengan mengikuti aturan-aturan yang dipersyaratkan. Sedangkan “simulasi” (simulation) adalah suatu abstraksi atau penyederhanaan beberapa situasi atau proses kehidupan yang sederhana. Perbedaan antara permainan dan simulasi memang tidak selalu jelas, karena banyak kegiatan permainan mengandung unsur yang menggambarkan realitas, sedangkan dilain pihak banyak kegiatan simulasi yang memuat unsur permainan.

Warning !
Dalam mengembangkan dan memproduksi media pembelajaran perlu diperhatikan prinsip VISUALS, yang dapat digambarkan sebagai singkatan dari kata-kata:
V isible : Mudah dilihat
I    nteresting : Menarik
S   imple : Sederhana
U seful : Isinya berguna/bermanfaat
A ccurate : Benar (dapat dipertanggungjawabkan)
L   egitimate : Masuk akal/sah
S   tructured : Terstruktur/tersusun dengan baik

Minggu, 10 Juni 2012

Pertemuan 6


“ Lebih mudah melawan ribuan orang bersenjata lengkap
dibanding dengan melawan kesombongan diri sendiri “

( Renungan-Tries 2012 )


PERTEMUAN VI

PERENCANAAN SISTEMATIK UNTUK PENGGUNAAN MEDIA


Semua kegiatan pembelajaran yang efektif mempersyaratkan perencanaan yang cermat. Lebih-lebih mengajar dengan menggunakan media tentu saja sangat mutlak dilaksanakan.

Untuk kajian bagaimana guru merencanakan secara sistematik dalam menggunakan media secara efektif ini, Heinich, Molenda, dan Russel (1982) dalam bukunya “Instructional Media and The New Technologies of Instructions” menyusun suatu model prosedural yang diberi nama akronim “ASSURE”.

Model ASSURE ini dimaksudkan untuk menjamin penggunaan yang efektif pada media pembelajaran dengan menggunakan 6 langkah perencanaan secara sistematik, yaitu :

1.    Analize Learner Characteristics ( Menganalisis Karakteristik Siswa )
Tidak semua karakteristik siswa dapat diketahui oleh guru. Oleh karena itu ada beberapa faktor karakteristik siswa yang perlu dianalisis dan dapat dikelom pokkan menjadi:
a.    Karakteristik yang bersifat umum, seperti: umur, tingkat intelegensi, faktor kebudayaan dan sosial ekonomi. Karakteristik yang bersifat umum ini tidak berhubungan dengan isi pelajaran.
b.    Karakteristik yang bersifat khusus yang berhubungan dan mempengaruhi langsung kepada isi pelajaran, metoda dan media yang akan digunakan.
Hal ini meliputi antara lain:
1). Keterampilan Prasayarat (prequisite skills)
2). Keterampilan yang dituju (target skills)
3). Keterampilan untuk mempelajari (study skills)

2.    State Objectives ( Merumuskan Kompetensi Sasaran )
Persyaratan kompetensi sasaran ini hendaknya dibuat secara spesifik mungkin agar guru dapat memilih dengan benar metoda dan media yang akan digunakan serta untuk menjamin agar dapat dilakukan evaluasi secara tepat


3.    Select, Modify Or Design Materials (Memilih, Mengubah dan Merancang Materi Pembelajaran )
Untuk mendapatkan materi yang tepat/cocok bagi kegiatan pembelajaran biasanya akan meliputi salah satu dari tiga kemungkinan yaitu :
1. Memilih materi pembelajaran yang sudah tersedia,
2. Mengubah materi yang sudah ada, dan
3. Merancang pembuatan materi instruksional yang baru.
Apabila guru harus merancang sendiri materi pembelajaran ajarannya maka hendaknya hal-hal seperti: tujuan, audience (penerima), biaya, ahli teknik, peralatan, fasilitas dan waktu perlu mendapatkan pertimbangan

4.    Utilize Materials ( Menggunakan Materi )
Langkah ini berhubungan dengan media itu sendiri. Prosedur penggunaannya meliputi 4 langkah yang harus dikerjakan, yaitu:
a. Melihat lebih dahulu media yang akan digunakan (preview)
b. Menyiapkan lingkungan (prepare the environment)
c. Menyiapkan murid (prepare the audience)
d. Menyajikan materi (present the materials)

5.    Require Learner Response ( Memperoleh Respons Siswa )
B.F. Skinner salah seorang ahli ilmu jiwa (psikologi) tingkah laku telah menunjukkan perlunya memberikan penguatan (reinforcement) secara konstan atas tingkah laku yang diharapkan. Situasi belajar yang paling efektif adalah situasi belajar yang memberikan kepada murid-murid respon dan penguatan atas respon yang benar. Beberapa jenis media memberikan partisipasi yang lebih banyak dibandingkan jenis-jenis media lainnya.
Misalnya respon murid terhadap slide (film bingkai) atau film strip (film rangkai) adalah lebih mudah dikembangkan dari respons terhadap film yang bergerak. Demikian juga pengajaran terprogram (programmed instruction) yang didasarkan pada pendapat bahwa respon murid dan penguatannya adalah esensial untuk kegiatan pembelajaran yang efektif.
Paket kegiatan belajar, teknik audio tutorial, dan kegiatan pembelajaran berdasarkan penggunaan komputer (Computer Assisted Instruction = CAI) adalah beberapa contoh tentang digunakannya prinsip pemrograman respon dan penguatannya ke dalam berbagai media pembelajaran.

6.    Evaluate ( Evaluasi )
        Sebagai komponen terakhir dari model ASSURE, evaluasi memiliki tujuan pokok untuk  menilai hasil kegiatan pembelajaran yang dicapai. Evaluasi hendaknya dilakukan pada sebelum, selama dan sesudah berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Evaluasi yang dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran yang biasa dikenal dengan pretest, diperlukan untuk mengukur karakteristik siswa untuk menjamin bahwa terdapat kesesuaian antara keterampilan siswa yang telah dimiliki dengan materi pembelajaran, metode serta media yang akan digunakan. Evaluasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung biasanya mempunyai tujuan diagnostik. Sedangkan diagnostik evaluasi yang dilakukan setelah kegiatan pembelajaran berlangsung bertujuan untuk mengukur keberhasilan kegiatan pembelajaran.

Jumat, 01 Juni 2012

Pertemuan 5

“ Kepedulian seorang siswa kepada guru bukan karena kepintarannya, tetapi
sejauh mana guru itu mempedulikan dirinya “
( Renungan Guru-Tries 2012 )


 PERTEMUAN V

KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN




A.     Pendahuluan

Banyak sekali media yang dapat dipakai dalam kegiatan pembelajaran. Dengan keanekaragaman media ini maka terdapat berbagai cara yang dapat dipergunakan untuk mengadakan klasifikasi media, atas dasar kategori-kategori tertentu.

Dengan demikian Klasifikasikan Media Pembelajaran dapat dikatakan bersifat subyektif tergantung sudut pandang.dari masing-masing pendapat  diantaranya :

1.    Berdasarkan Tujuan Media

2.    Berdasarkan Bahan Pembuatan Media

3.    Berdasarkan Kompleksitas, Biaya Pembuatan / Pengadaan Media

4.    Berdasarkan Daya jangkau penyebaran Media

5.    Berdasarkan type Media


Satu hal yang perlu diketahui, bahwa hingga saat ini belum ada taksonomi yang sifatnya baku dan berlaku umum. Yang jelas bahwa klasifikasi jenis-jenis media ini akan sangat dipengaruhi oleh tujuan klasifikasi itu sendiri.

B.     Klasifikasi Media Pembelajaran

1.    Secara Umum :

a.    Media cetak dan non cetak

b.    Media elektronik dan non elektronik

c.    Media proyeksi dan non proyeksi

d.    Media audio, visual dan audio-visual

e.    Media yang sengaja dirancang ( by design ) dan media yang dimanfaatkan ( by utilization )


Dasar perhitungan Tahun Qomariyah




2.      Wilbur Schramm (1977)

Mengklasifikasikan media berdasarkan :

a.    Kompleksitas dan besarnya biaya

-       Media besar (big-media)

-       Media kecil (little-media).

b.    Daya jangkau dan liputannya

-    Media yang luas dan serentak meliputi banyak audience seperti TV, Radio,

-    Media yang terbatas liputannya seperti: film, slide, kaset, video, dsb. Dan

-  Media untuk belajar secara individual (mandiri) seperti: buku, model, program belajar dengan komputer ( Computer Assisted Instruction: CAI ).


3.    Berdasarkan Hardware ( perangkat keras ) dan Software ( perangkat lunak ) yang digunakan untuk penampilan program.

a.    Media Audio :

-        Radio

-        Piringan Hitam

-        Tape / Casette

b.    Media Visual

-        Film bisu

-        Slides

-        Film Strip

-        Epi ( dia ) scope

-        Over Head Proyecctor

-        Wall Sheets

-        Model ( Mock Up )

-        Obyek / Specimen

c.    Media Audio Visual

-        CAI  ( Computer Assisted Instruction )

-        Televisi

-        Radio Vision

-        Film Bicara

-        Slide sequence  ( sound slide )

-        Film strip

-        Dramatisasi

-        Permainan Boneka




C.     Kesimpulan

1.  Apapun dasar klasifikasi yang dipakai jenis medianya adalah sama. Karena kepentingan dan tujuan yang berbeda, akan diperoleh klasifikasi yang berbeda pula.

2.    Semua jenis media memiliki karakteristik, kelebihan serta kekurangannya sendiri-sendiri. Itulah sebabnya maka perlu sekali adanya perencanaan yang sistematik untuk penggunaan media.