“ Lebih mudah melawan
ribuan orang bersenjata lengkap
dibanding dengan melawan
kesombongan diri sendiri “
PERTEMUAN VI
PERENCANAAN SISTEMATIK UNTUK PENGGUNAAN MEDIA
PERENCANAAN SISTEMATIK UNTUK PENGGUNAAN MEDIA
Semua kegiatan
pembelajaran yang efektif mempersyaratkan perencanaan yang cermat. Lebih-lebih
mengajar dengan menggunakan media tentu saja sangat mutlak dilaksanakan.
Untuk kajian
bagaimana guru merencanakan secara sistematik dalam menggunakan media secara
efektif ini, Heinich, Molenda, dan Russel (1982) dalam bukunya “Instructional
Media and The New Technologies of Instructions” menyusun suatu model prosedural
yang diberi nama akronim “ASSURE”.
Model ASSURE ini
dimaksudkan untuk menjamin penggunaan yang efektif pada media pembelajaran
dengan menggunakan 6 langkah perencanaan secara sistematik, yaitu :
1. Analize Learner
Characteristics ( Menganalisis
Karakteristik Siswa )
Tidak semua karakteristik siswa dapat diketahui
oleh guru. Oleh karena itu ada beberapa faktor karakteristik siswa yang perlu
dianalisis dan dapat dikelom pokkan menjadi:
a. Karakteristik yang bersifat umum, seperti: umur, tingkat
intelegensi, faktor kebudayaan dan sosial ekonomi. Karakteristik yang bersifat
umum ini tidak berhubungan dengan isi pelajaran.
b. Karakteristik yang bersifat khusus yang berhubungan dan
mempengaruhi langsung kepada isi pelajaran, metoda dan media yang akan
digunakan.
Hal ini meliputi antara lain:
1). Keterampilan Prasayarat (prequisite
skills)
2). Keterampilan yang dituju (target skills)
3). Keterampilan untuk mempelajari (study
skills)
2. State Objectives (
Merumuskan
Kompetensi Sasaran )
Persyaratan kompetensi sasaran ini hendaknya
dibuat secara spesifik mungkin agar guru dapat memilih dengan benar metoda dan
media yang akan digunakan serta untuk menjamin agar dapat dilakukan evaluasi
secara tepat
3. Select, Modify Or Design Materials (Memilih, Mengubah dan
Merancang Materi Pembelajaran )
Untuk mendapatkan materi yang tepat/cocok
bagi kegiatan pembelajaran biasanya akan meliputi salah satu dari tiga
kemungkinan yaitu :
1. Memilih materi pembelajaran yang sudah
tersedia,
2. Mengubah materi yang sudah ada, dan
3. Merancang pembuatan materi instruksional
yang baru.
Apabila guru harus merancang sendiri materi
pembelajaran ajarannya maka hendaknya hal-hal seperti: tujuan, audience (penerima),
biaya, ahli teknik, peralatan, fasilitas dan waktu perlu mendapatkan
pertimbangan
4. Utilize Materials ( Menggunakan Materi )
Langkah ini berhubungan dengan media itu
sendiri. Prosedur penggunaannya meliputi 4 langkah yang harus dikerjakan,
yaitu:
a. Melihat lebih dahulu media yang akan
digunakan (preview)
b. Menyiapkan lingkungan (prepare the
environment)
c. Menyiapkan murid (prepare the audience)
d. Menyajikan materi (present the
materials)
5. Require Learner Response ( Memperoleh Respons Siswa )
B.F. Skinner salah seorang ahli ilmu jiwa
(psikologi) tingkah laku telah menunjukkan perlunya memberikan penguatan
(reinforcement) secara konstan atas tingkah laku yang diharapkan. Situasi
belajar yang paling efektif adalah situasi belajar yang memberikan kepada
murid-murid respon dan penguatan atas respon yang benar. Beberapa jenis media
memberikan partisipasi yang lebih banyak dibandingkan jenis-jenis media
lainnya.
Misalnya respon murid terhadap slide (film
bingkai) atau film strip (film rangkai) adalah lebih mudah dikembangkan dari
respons terhadap film yang bergerak. Demikian juga pengajaran terprogram
(programmed instruction) yang didasarkan pada pendapat bahwa respon murid dan
penguatannya adalah esensial untuk kegiatan pembelajaran yang efektif.
Paket kegiatan belajar, teknik audio
tutorial, dan kegiatan pembelajaran berdasarkan penggunaan komputer (Computer
Assisted Instruction = CAI) adalah beberapa contoh tentang digunakannya
prinsip pemrograman respon dan penguatannya ke dalam berbagai media
pembelajaran.
6. Evaluate ( Evaluasi )
Sebagai komponen
terakhir dari model ASSURE, evaluasi memiliki tujuan pokok untuk
menilai hasil kegiatan pembelajaran yang dicapai. Evaluasi hendaknya
dilakukan pada sebelum, selama dan sesudah berlangsungnya kegiatan
pembelajaran. Evaluasi yang dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran yang
biasa dikenal dengan pretest, diperlukan untuk mengukur karakteristik
siswa untuk menjamin bahwa terdapat kesesuaian antara keterampilan siswa
yang telah dimiliki dengan materi pembelajaran, metode serta media yang
akan digunakan. Evaluasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung
biasanya mempunyai tujuan diagnostik. Sedangkan diagnostik evaluasi yang
dilakukan setelah kegiatan pembelajaran berlangsung bertujuan untuk
mengukur keberhasilan kegiatan pembelajaran.
Hemmmmm...Mboten saget komentar pak pun lengkappppppppppppppp
BalasHapusWah... Blog punika dereng wonten sapethitipun Mas, awit taksih kathah sumber belajar ingkang gegayutan kaliyan IT wonten situs sanesipun ingkang langkung pepak. Pramila prayoginipun enggal kemawon katuran take off nglanglang jagad lumantar Internet...asyikk...!
BalasHapus