Minggu, 10 Juni 2012

Pertemuan 6


“ Lebih mudah melawan ribuan orang bersenjata lengkap
dibanding dengan melawan kesombongan diri sendiri “

( Renungan-Tries 2012 )


PERTEMUAN VI

PERENCANAAN SISTEMATIK UNTUK PENGGUNAAN MEDIA


Semua kegiatan pembelajaran yang efektif mempersyaratkan perencanaan yang cermat. Lebih-lebih mengajar dengan menggunakan media tentu saja sangat mutlak dilaksanakan.

Untuk kajian bagaimana guru merencanakan secara sistematik dalam menggunakan media secara efektif ini, Heinich, Molenda, dan Russel (1982) dalam bukunya “Instructional Media and The New Technologies of Instructions” menyusun suatu model prosedural yang diberi nama akronim “ASSURE”.

Model ASSURE ini dimaksudkan untuk menjamin penggunaan yang efektif pada media pembelajaran dengan menggunakan 6 langkah perencanaan secara sistematik, yaitu :

1.    Analize Learner Characteristics ( Menganalisis Karakteristik Siswa )
Tidak semua karakteristik siswa dapat diketahui oleh guru. Oleh karena itu ada beberapa faktor karakteristik siswa yang perlu dianalisis dan dapat dikelom pokkan menjadi:
a.    Karakteristik yang bersifat umum, seperti: umur, tingkat intelegensi, faktor kebudayaan dan sosial ekonomi. Karakteristik yang bersifat umum ini tidak berhubungan dengan isi pelajaran.
b.    Karakteristik yang bersifat khusus yang berhubungan dan mempengaruhi langsung kepada isi pelajaran, metoda dan media yang akan digunakan.
Hal ini meliputi antara lain:
1). Keterampilan Prasayarat (prequisite skills)
2). Keterampilan yang dituju (target skills)
3). Keterampilan untuk mempelajari (study skills)

2.    State Objectives ( Merumuskan Kompetensi Sasaran )
Persyaratan kompetensi sasaran ini hendaknya dibuat secara spesifik mungkin agar guru dapat memilih dengan benar metoda dan media yang akan digunakan serta untuk menjamin agar dapat dilakukan evaluasi secara tepat


3.    Select, Modify Or Design Materials (Memilih, Mengubah dan Merancang Materi Pembelajaran )
Untuk mendapatkan materi yang tepat/cocok bagi kegiatan pembelajaran biasanya akan meliputi salah satu dari tiga kemungkinan yaitu :
1. Memilih materi pembelajaran yang sudah tersedia,
2. Mengubah materi yang sudah ada, dan
3. Merancang pembuatan materi instruksional yang baru.
Apabila guru harus merancang sendiri materi pembelajaran ajarannya maka hendaknya hal-hal seperti: tujuan, audience (penerima), biaya, ahli teknik, peralatan, fasilitas dan waktu perlu mendapatkan pertimbangan

4.    Utilize Materials ( Menggunakan Materi )
Langkah ini berhubungan dengan media itu sendiri. Prosedur penggunaannya meliputi 4 langkah yang harus dikerjakan, yaitu:
a. Melihat lebih dahulu media yang akan digunakan (preview)
b. Menyiapkan lingkungan (prepare the environment)
c. Menyiapkan murid (prepare the audience)
d. Menyajikan materi (present the materials)

5.    Require Learner Response ( Memperoleh Respons Siswa )
B.F. Skinner salah seorang ahli ilmu jiwa (psikologi) tingkah laku telah menunjukkan perlunya memberikan penguatan (reinforcement) secara konstan atas tingkah laku yang diharapkan. Situasi belajar yang paling efektif adalah situasi belajar yang memberikan kepada murid-murid respon dan penguatan atas respon yang benar. Beberapa jenis media memberikan partisipasi yang lebih banyak dibandingkan jenis-jenis media lainnya.
Misalnya respon murid terhadap slide (film bingkai) atau film strip (film rangkai) adalah lebih mudah dikembangkan dari respons terhadap film yang bergerak. Demikian juga pengajaran terprogram (programmed instruction) yang didasarkan pada pendapat bahwa respon murid dan penguatannya adalah esensial untuk kegiatan pembelajaran yang efektif.
Paket kegiatan belajar, teknik audio tutorial, dan kegiatan pembelajaran berdasarkan penggunaan komputer (Computer Assisted Instruction = CAI) adalah beberapa contoh tentang digunakannya prinsip pemrograman respon dan penguatannya ke dalam berbagai media pembelajaran.

6.    Evaluate ( Evaluasi )
        Sebagai komponen terakhir dari model ASSURE, evaluasi memiliki tujuan pokok untuk  menilai hasil kegiatan pembelajaran yang dicapai. Evaluasi hendaknya dilakukan pada sebelum, selama dan sesudah berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Evaluasi yang dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran yang biasa dikenal dengan pretest, diperlukan untuk mengukur karakteristik siswa untuk menjamin bahwa terdapat kesesuaian antara keterampilan siswa yang telah dimiliki dengan materi pembelajaran, metode serta media yang akan digunakan. Evaluasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung biasanya mempunyai tujuan diagnostik. Sedangkan diagnostik evaluasi yang dilakukan setelah kegiatan pembelajaran berlangsung bertujuan untuk mengukur keberhasilan kegiatan pembelajaran.

2 komentar:

  1. Hemmmmm...Mboten saget komentar pak pun lengkappppppppppppppp

    BalasHapus
  2. Wah... Blog punika dereng wonten sapethitipun Mas, awit taksih kathah sumber belajar ingkang gegayutan kaliyan IT wonten situs sanesipun ingkang langkung pepak. Pramila prayoginipun enggal kemawon katuran take off nglanglang jagad lumantar Internet...asyikk...!

    BalasHapus